Jumat, 15 Februari 2019

My NHW #3 Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah




Screencapture IGstories yang belum ke post
Gausah lah buat foto di sini aja. Hehehe
Liat dong itu jam berapaaahhh???? 




Dear,  Ayah Mbrot

Ini ditulis pukul 03.00 waktu Surabaya di kamar hotel nyaman tapi kutak bisa tidur. Ini tugas ke luar kota pertama di tahun 2019 dan perbedaannya adalah sekarang kutak nyaman pergi sendiri. Gak ada lah hastag umimetime lagi.  Karena sekarang kuhanya ingin bertiga sama ayah dan Z. 


Ayah, 

Izinkan umi mengalirkan rasa melalui surat ini ya... 


Masih inget gak saat kita pertama kali berjumpa. Meski umi cuma inget kemeja kamu karena ya kemeja yang kamu pakai yang membuat kutertarik melirikmu. 

Ayah inget kan saat kamu bilang, "Lo tipe gw," dengan ucapan gagap khas kamu.  Seketika jantungku berdegup kencang. Cuma maaf belum sampai aku jatuh cinta padamu. Tapi peristiwa itu yang buat aku yakin memang Alloh sudah menakdirkan kita bertemu dan bersama. 


Ingin rasanya kalimat itu terulang lagi walau dengan kata yang berbeda. "Lo bahagiain Gw.."  iya impian setiap istri membuat suaminya bahagia. 

Semoga aku sudah menjadi istri yang membahagiakan untuk kamu ya.. Kalau belum ya Umi akan selalu berusaha. 


Ayah Mbrot Sayang, 
Terima kasih ya atas segala yang sudah ayah berikan untuk umi.  Kerja keras mu selama ini untuk selalu membuat umi tersenyum, untuk membuat Z tertawa. Beneran deh, gak bisa Umi balas, biar Alloh yang Maha SegalaNya yang membalas setiap tetes peluh mu.. 


Terima kasih atas segala kecerewetan, perhatian yang berlebih untuk Umi. Gak ada duanya, gak ada suami yang seperti kamu karena aku yakin cinta kamu ya g besar. Membuat umi harus jadi manusia yang lebih baik. 


Beneran deh..  Umi memang selalu merasa kurang, dan kamu memang ditakdirkan untuk menyempurnakan hidup aku. Terima kasih...  Sekali lagi terima kasih.  Alloh super memang,  Dia Maha Mengetahui, ya memang Alloh yang membuat jalan hidup kita. Aku yang berantakan bertemu kamu untuk dirapihkan. 


Segala cara umi lakukan untuk menjadi yang terbaik. Mengikuti kelas online perbaikan diri hingga kini ikut Institut Ibu profesional. Menjadi ibu dan istri ingin umi lakukan seprofesional saat umi menjadi jurnalis. Umi akan terus belajar bagaimana menjadi istri dan ibu terbaik. Dukung umi ya... 


Ayah sayang, 

Kalau aku melihat Z sungguh kubangga pada Z karena hampir sepertimu. Orang yang supel dan menyenangkan. Z tidak segan segan menyapa orang yang lewat, bercerita dengan kejujuran, merespon cerita dengan ekspresi menyenangkan. Bercanda yang membuat orang senang,  sifat easy goingnya sama seperti ayah. Ahhh..  Betapa beruntungnya Z punya kamu.. 

Setiap saat,  umi selalu merenungi arti kehadiran aku ditengah kamu dan Z. Mengapa Alloh menjadikan aku istrimu dan mengapa Z menakdirkan aku menjadi ibunya. Terkadang dalam doaku, kuselipkan rasa terima kasih kepada Ilahi atas semua takdir hidup ini. 

Aku ditakdirkan Alloh untuk menemani kamu untuk terus berbakti kepada ibumu. Kamu mendapat pahala setimpal begitupun aku. Semua diniatkan untuk ibadah. Aku paham sekali rasa cintamu ke ibumu. Aku pun yakin tidak bisa menyaingi dan tidak akan pernah bisa. Aku siap menjadi tangan kanan kamu untuk selalu membahagiakan ibumu. 

Kehadiran aku dalam hidup Z selalu kuberdoa semoga bermanfaat dan membahagiakan. Aku ingin Z bahagia menjadi anak umi. Aku ingin Z nantinya mencintai aku seperti kamu mencintai ibumu. 


Ayahkuu.. 
Tantangan hidup kita berbeda dari kehidupan oranglain. Tapi aku yakin kita berdua dapat melaluinya. Tinggal bersama ibumu bukan hanya menjadi tantangan aku tapi aku yakin juga sangat menantabg bagi kamu.  Ayah setiap harinya pasti ingin membahagiakan dua wanita, aku dan ibumu. Itu pasti berat.  Namun Alloh sudah menakdirkan hidup kita seperti ini pasti kamu akan bisa. Kamu hebat...  Terima kasih buat ayah



Ayah..  Inilah curahan hatiku. Kamu sangat tahu inilah keahlianku merangkai kata. Kalau kamu pandai berkata kata tapi lain dengan aku yang hanya bisa melalui tulisan. Inilah kejujuran hatiku yang terkadang kelu untuk bisa berbicara manis seperti ini. 

Terima kasih Tuhanku, Alloh SWT
 Terima kasih suamiku, Muhammad Taufik,  
Terima kasih anakku Marsekal Zidane Putra Taufik


Terima kasih atas hidup yang indah ini, terima kasih atas segala pelajaran hidup

Aku akan menjadi manusia lebih baik lagi,  istri menyenangkan dan ibu yang membanggakan.


Peluk dari umi yang gak bisa bobo sementara udah mau subuh nih. 




In the Name of Allah,
  i Love you Taufik dan Zidane


Umi Ananda nara 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar