Minggu, 24 Februari 2019

NHW #4 Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

Assalamualaikum 

Tugas IIP kembali datang fiuh..  Rada mepet tapi tetap semangat untuk dikerjakan memang sekalian evaluasi tugas sebelumnya. 

NHW #4  saya harus flashback apa komitmen, harapan dan saya rasakan kemarin2.

🌸Pada NHW 1 jurusan yang saya ingin pilih kan mengenai manajemen diri fokus pada kelebihan dan mensiasti kekurangan.  Sepertinya memang semakin mantap. Sebagai pribadi yang cuek saya harus berubah menjadi lebih baik. Banyak kekurangan yang saya rasa untuk diri sendiei saja tidak baik..  Saya harus bisa mengalahkan.  Terkadang saya membenci diri sendiri sekarnng harus love self dong.
Terlebih peran sebagai istri dan ibu kekurangna saya harus segera diatasi. 

Menyadari kelebihan juga harus dilakukan karena sifat negatif tehdapa diri sendiri membuat kita gak tau kelebihan sendiri. 


🌸 NhW #2  udah ada list yang saya lakukan sebagai pribadi,  istri dan ibu...

Yuk ah d cek sudah belum ya..  Saya merasa perlahan lahan sudah mulai mengetahui waktu sibuk saya sebagai ibu yang bekerja di rumah. Jadi selain hari Jumat waktu deadline saya,  saya akan selalu menyempatkan diri bermain bersama Z dan punya waktu untuk diri sendiri.

Sebagai istri berusaha untuk selalu nurut sebagai permintaan suami pun terus berusaha saya lakukan.  Spesifiknya tidak memancing permbicaraan yabg sensitif kalau sedang  diskusi sesuatu dengan suami.  Pembicaraan sensitif itu sesuatu yang selalu saya pelajari.  Apa nih yg bkin suami sensi  hehehe.. 


Sebagai ibu,  saya ada di samping Z selalu..  Meskipun sambil kerja, dan tetap membuat dia mandiri dengan mengerjakan pekerjaan yang bisa dia lakukan sendiri meskipun ada saya.  Seperti mengambil minum, menaruh piring selesai makan. Jadi walau terus bersama saya 24 jam tapi dia tetap disiplin sebagai pribadi tidak bergantung pada oranglain. 



🌸 waw kalau NHW #3 sepertinya rada sedikit melow ya.. 
Karena surat cinta bikin saya dan Ayahnya Z jadi saling mengucapkan cinta.  Suami jadi berterima kasih karena kehadiran saha disamping dia turut membantu baktinya kepada ibundanya.  Suami berterima kasih karena saya sudah mengerti posisinya dan bisa selalu mendukung dia sebagai seorang anak dan suami. Itu membuat saya tau makna saya hadir di hidupnya.. Hihihii... 

Dengan sifat ceria saya,,  saya jadi menyadari kalau saya memberi kebahagiaan untuk suami,  anak dan ornag disekeliling kami, terlebih mertua. Saya ingin membawa kebahagiaan bagi setiap orang terutama para ibu.  Karena ibu yang bahagia akan berdampak pada anak dan suami. 

Saya terkadang ingin mencontoh kan bagaimana peran istri yang bahagia yang mendampingi suaminya untuk selalu membahagiakan ibunya. 

Misi hidup :  Membuat diri sendiri sebagai istri dan ibu bahagia dan menerbarkan ke perempuan lain. 
Bidang:  perempuan
Peran : Influencer 


Saya ingin menebar pengalaman dan motivasi berupa tulisan bagi yang masih single bagaimana menemukan kebahagiaan. Ketika sudah menikah bagaimana memahami suami,  bagaimana dekat dengan orangtua sekalipun harus tinggal serumah.  Bagaimana membuat suami bahagia. Bagaimana tetap mencintai diri sendiri meskipun sibuk mengurusi suami dan anak. Bagaimana menjadi ibu bahagia dan menantu baik dan anak berbakti.

Maka dengan ini saya ingin menetapkan milestone saya untuk memandu setiap perjalanan hidup agar misi tercapai. 

KM 0 ini diusia saya yang 29 tahun saya ingin bisa mewujudkan misi saya dalam jangka waktu setahun 


KM 0 -  KM 1 :  Semakin mengerti Love Self dan menyadari kebahagiaan saya.  Agar saya bisa berbagi kepada orang lain.

KM 1- KM 2 :  Berbagi melalui tulisan apa yang ingin saya bagikan. Membangun positif bukan hanya seperti menggurui. 

KM 2- KM3 : Menjadi teman bagi perempuan lain yang ingin berbagi cerita.

KM 3- KM 4: membuat komunitas seputar Ibu Bahagia bahkan membuat movement yang dapat mengajak banyak perempuan.



Insya Alloh saya bisa seperti itu,  tren influencer membuat saya pengen beneran jadi influencer. Jangan terlalu jadi motivator ah ketinggian seperti Merry Riana atau Inspirator seperri Ibu Septi Pebi pendiri IIP.  Saya ingin menjadi influencer kebahagiaan bagi perempuan dan istri di Indonesia.  Karena saya merasakan sendiri ketika kita bahagia, pribadi yang meskipun masa lalu seperti apapun,  tantangan masa sekarang yang berat. Kita tahu apa kebahagiaan kita dan kita hidup bahagia.  Insyaa Alloh kita akan menebar bahagia untuk suami dan anak. 


Semoga bisa ya ummi Na.. 

Aaminn..  Doain atuh yukkk

Jumat, 15 Februari 2019

My NHW #3 Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah




Screencapture IGstories yang belum ke post
Gausah lah buat foto di sini aja. Hehehe
Liat dong itu jam berapaaahhh???? 




Dear,  Ayah Mbrot

Ini ditulis pukul 03.00 waktu Surabaya di kamar hotel nyaman tapi kutak bisa tidur. Ini tugas ke luar kota pertama di tahun 2019 dan perbedaannya adalah sekarang kutak nyaman pergi sendiri. Gak ada lah hastag umimetime lagi.  Karena sekarang kuhanya ingin bertiga sama ayah dan Z. 


Ayah, 

Izinkan umi mengalirkan rasa melalui surat ini ya... 


Masih inget gak saat kita pertama kali berjumpa. Meski umi cuma inget kemeja kamu karena ya kemeja yang kamu pakai yang membuat kutertarik melirikmu. 

Ayah inget kan saat kamu bilang, "Lo tipe gw," dengan ucapan gagap khas kamu.  Seketika jantungku berdegup kencang. Cuma maaf belum sampai aku jatuh cinta padamu. Tapi peristiwa itu yang buat aku yakin memang Alloh sudah menakdirkan kita bertemu dan bersama. 


Ingin rasanya kalimat itu terulang lagi walau dengan kata yang berbeda. "Lo bahagiain Gw.."  iya impian setiap istri membuat suaminya bahagia. 

Semoga aku sudah menjadi istri yang membahagiakan untuk kamu ya.. Kalau belum ya Umi akan selalu berusaha. 


Ayah Mbrot Sayang, 
Terima kasih ya atas segala yang sudah ayah berikan untuk umi.  Kerja keras mu selama ini untuk selalu membuat umi tersenyum, untuk membuat Z tertawa. Beneran deh, gak bisa Umi balas, biar Alloh yang Maha SegalaNya yang membalas setiap tetes peluh mu.. 


Terima kasih atas segala kecerewetan, perhatian yang berlebih untuk Umi. Gak ada duanya, gak ada suami yang seperti kamu karena aku yakin cinta kamu ya g besar. Membuat umi harus jadi manusia yang lebih baik. 


Beneran deh..  Umi memang selalu merasa kurang, dan kamu memang ditakdirkan untuk menyempurnakan hidup aku. Terima kasih...  Sekali lagi terima kasih.  Alloh super memang,  Dia Maha Mengetahui, ya memang Alloh yang membuat jalan hidup kita. Aku yang berantakan bertemu kamu untuk dirapihkan. 


Segala cara umi lakukan untuk menjadi yang terbaik. Mengikuti kelas online perbaikan diri hingga kini ikut Institut Ibu profesional. Menjadi ibu dan istri ingin umi lakukan seprofesional saat umi menjadi jurnalis. Umi akan terus belajar bagaimana menjadi istri dan ibu terbaik. Dukung umi ya... 


Ayah sayang, 

Kalau aku melihat Z sungguh kubangga pada Z karena hampir sepertimu. Orang yang supel dan menyenangkan. Z tidak segan segan menyapa orang yang lewat, bercerita dengan kejujuran, merespon cerita dengan ekspresi menyenangkan. Bercanda yang membuat orang senang,  sifat easy goingnya sama seperti ayah. Ahhh..  Betapa beruntungnya Z punya kamu.. 

Setiap saat,  umi selalu merenungi arti kehadiran aku ditengah kamu dan Z. Mengapa Alloh menjadikan aku istrimu dan mengapa Z menakdirkan aku menjadi ibunya. Terkadang dalam doaku, kuselipkan rasa terima kasih kepada Ilahi atas semua takdir hidup ini. 

Aku ditakdirkan Alloh untuk menemani kamu untuk terus berbakti kepada ibumu. Kamu mendapat pahala setimpal begitupun aku. Semua diniatkan untuk ibadah. Aku paham sekali rasa cintamu ke ibumu. Aku pun yakin tidak bisa menyaingi dan tidak akan pernah bisa. Aku siap menjadi tangan kanan kamu untuk selalu membahagiakan ibumu. 

Kehadiran aku dalam hidup Z selalu kuberdoa semoga bermanfaat dan membahagiakan. Aku ingin Z bahagia menjadi anak umi. Aku ingin Z nantinya mencintai aku seperti kamu mencintai ibumu. 


Ayahkuu.. 
Tantangan hidup kita berbeda dari kehidupan oranglain. Tapi aku yakin kita berdua dapat melaluinya. Tinggal bersama ibumu bukan hanya menjadi tantangan aku tapi aku yakin juga sangat menantabg bagi kamu.  Ayah setiap harinya pasti ingin membahagiakan dua wanita, aku dan ibumu. Itu pasti berat.  Namun Alloh sudah menakdirkan hidup kita seperti ini pasti kamu akan bisa. Kamu hebat...  Terima kasih buat ayah



Ayah..  Inilah curahan hatiku. Kamu sangat tahu inilah keahlianku merangkai kata. Kalau kamu pandai berkata kata tapi lain dengan aku yang hanya bisa melalui tulisan. Inilah kejujuran hatiku yang terkadang kelu untuk bisa berbicara manis seperti ini. 

Terima kasih Tuhanku, Alloh SWT
 Terima kasih suamiku, Muhammad Taufik,  
Terima kasih anakku Marsekal Zidane Putra Taufik


Terima kasih atas hidup yang indah ini, terima kasih atas segala pelajaran hidup

Aku akan menjadi manusia lebih baik lagi,  istri menyenangkan dan ibu yang membanggakan.


Peluk dari umi yang gak bisa bobo sementara udah mau subuh nih. 




In the Name of Allah,
  i Love you Taufik dan Zidane


Umi Ananda nara 

Sabtu, 09 Februari 2019

My NHW #2 Menjadi Ibu Profesional Kebanggan Keluarga

Horehhh... Sudah ada tugas kedua dari Institut Ibu Profesional.
Ini dikerjaan hari Sabtu kelar deadline memaksakan otak untuk kembali merangkai kata.  Tenang tenang gak pake bahasa jurnalistik juga lah ini mah pure curcol. 

Nice Home Work (NHW)  kedua ini tentang checklist indikator profesionalisme perempuan sebagai seorang ibu, seorang istri dan perempuan seutuhnya. 

Berat kah? 

Masih berat badan gw udahh..  Haha.. 


Lalu bagaimana tau indikatornya,  menerka sendiri?? Tentu tidakkk nanti kita sudah merasa sempurna banget lah.  Jadi kudu nanya ke narasumber terpercaya yang akurat dan merasakan peran kita. Siapa lagi kalau bukan suami dan anak.

Saya kudu nanya ke mereka apa ya g membuat mereka bahagia dengan kehadiran saya.  Ciee..  

Jangan lupa indikator tersebut disajikan dalam bentuk SMART. Spesifik (unik atau detail), Measurable (terukur), Achievable (bisa diraih), Realistic (berhubungan dengan kondisi sehari-hari)  dan Timebone (berikan batas waktu) 





#indikator sebagai Individu
Saya merasa bahagia kalau gak ada yang dipikirin terutama kerjaan kantor. 

Spesific :  Adem rasanya bisa tenang ngadepin Z, bisa selalu senyum depan suami. Bisa membersamai Z main tanpa saya banyak mikiran dan tangan gak pegang hp itu udah seneng banget. 


Measurable:
Dalam seminggu sebenarnya beberapa hari saya bisa tenang. Kalau gak ada kerjaan kantor.  aihh pastinya..  Otak sudah terkuras abis-abisan untuk kerja. Hari Minggu-Selasa adalah waktu tenang. 

Achiveable:
 Kalau dulu jalan-jalan sendiri bikin bahagia tapi kok ya sekarang kalau jalan sendiri makin inget Z udah gak nyaman jalan sendiri. Jadi sekarang bahagia sekali kalau bisa membersamai Z tanpa saya ada beban pikiran. Jadi ya semakin mudah menemukan bahagia itu. 

Realistic :
Berhubungan sama sehari hari banget. Bisa terus sama2 Z sepanjang waktu happy juga.  Saya sempat titik bosan harus selalu sama dia. Saya sebel kenapa harus bekerja dari rumah.  Tapi seiring dengan Z yang udah jarang crancky, Z yang makin besar udah kayak temen jadi brasa punya sahabat sepanjang waktu. 

Timebone:
Apa ya??..  Batas waktu yaaa semoga bisa setiap hari bisa tenang tapi kalau sudah menjelang hari deadline kamis Jumat saya sudah crancky sendiri pusing lah.  Sampe lupa Z udah makan belum ya?!  Haha.. 



#Indikator sebagai Istri

Kan suruh tanya suami ya,  baiklah...  Tugas pertama juga sudah tanya suami kok,  jadi buat yang ini lebih musah nanyanya. Dan ternyata doi juga mudah jawabnya. 

Di Sabtu pagi sebelum saya bikin sarapan, masih di atas tempat tidur saya akhirnya bertanya kepada Ayahnya Z. Apa yang membuat dia bahagia atas diri saya sebagai istrinya.  Jawabannya satu kata saja : Nurut. 
Bukan rajin atau bukan yang lain.  Haha secara saya malas dan itu gak penting buat dia. Yang penting saya nurut.  En U NU..  Er u Rut..  NURUT

Spesific: 
Suami saya saya panggil Ayah Z ya..  Doi itu tipekel semua dia yang urus dan rencanakan. Jadi saya harus nurut semua yang sudah dia rencanakan.  Kalau kehidupan berumah tangga rata2 seperti itu ya, tapi kalau Ayah Z itu sekecil mungkin dia atur dan saya harus ikutin.  Baiklah saya harus selalu nurut biar dia bahagia.  Lhaaa plus pahala juga,  emang ibadahnya istri kan nurut ke suami ya. 


Measurable:
Duh ini sih sepanjang sisa usia yaaa...  


Achievable:
Jujur susah, tapi demi meminimalisir pertengkaran demi demi... Demiii pokoknyaaa..  Demii doi bahagiaa cieeee...  


Realistic:
Waw sangat berhububgan dengan aktivitas sehari hari. Kalau saya nurut semua akan lancar bahagia semuaa...  

Timebone:
Selama lamanyaaaa..... 




#Indikator sebagai Ibu

Zidane atau saya panggil Z itu sudah mau 5 tahun.  Sudah besar, makin bisa dikendalikan tapi tetep sesuai mau dia. Pokoknya sudah besar dan kusenang sekali dia semakin membanggakan. 

Bangun tidur Sabtu pagi tadi saya iseng nanya.  Sambil masih Ndusel ndusel saya tanya apa yang buat Z senang?  

Z senang kalau umi apa?  


Dannn jawabannyaa : satu kata juga sama kayak ayahnya. 


Z jawab : ADA..  
Kalau umi ada, Zidan seneng. 


Hikzz baiklah...  Kehadiran saya disamping dia sangat berarti sekali ternyata.  Saya juga bingung kenapa semakin hari malah semakin dekat dengan Z.  Sepertinya karena saya juga semakin nyaman dengan dia,  dia juga tambah merasakan kehangatan saya. 

Eh tapi padahal saya merasa sama seperti dulu. Masih suka teriak teriak,  suka membentak kalau benar benar fatal bikin kesel atau membahayakan.   Selebihnya memang suka membiarkan dan saya masih suka meladeni dia kalau sudah berbicara. Z tipe anak cerewet dan senang bercerita dan saya suka ngobrol bareng mungkin itu yang membuat dia nyaman.

Saya bahagia kalau dia bahagia pastinya.  Seru juga merasa jadi manusia paling dibutuhkan sedunia haha..  Bahkan Z kalau bilang sayang saya itu se dunia, sambil dia membuat lingkaran sangat besar. Lalu kalau sayang ayah dia hanya membuat lingkaran kecil wahahahaha...  Umi brasa menang!! 

(emak emak kompetitif bgt ya akuhh..) 


Spesific:
Z sekarang kalau mau tidur harus ada saya, dia harus tidur di ketiak saya. Saat sedang bekerja di rumah pun dia selalu setia di samping. Bangun tidur yang dipanggil saya. 


Measurable:
All the time!! 


Achiveable:
Saya akan selalu ada di samping dia. Itu membuatnya bahagia.  Tapi terkadang sebagai ibu pekerja yang kerjanya di rumah tentu sebenarnya ini cukup mengganggi aktivitas saya. Mungkin nantinya saya akan memberi penjelasan walaupun Umi di rumah ada kalanya umi gak harus di dekat Z karena harus kerja. 


Time bone:
Ketika dia sekolah sih saya akan memberi sedikit jarak. Bahwa semua gak bisa minta tolong umi. Tidur gak harus ada umi.  Dan pastinya ketika sedang di pengajian atau sekolah umi tidak selalu menemani. 


Wawww... Jadi ibu dan istri berasa profesional sekali kalau sudah dibuat seperti ini.  

Sampai jumpa di NHW selanjutnya


Wassalam



Xoxo
Ananda nararya
#NHW2 
#MenjadiIbuProfesionalKebangganKeluarga
#kelasmatrikulasibatch7

My NHW #1 Adab Menuntut Ilmu

Assalamualaikum,

Blog ini kembali terisi oleh tugas dari Institut Ibu Profesional alias Nice Home Work (NHW) 

Cieh umi...

Gausah cie cie dulu deh .. Perjuangan bikin tugas pertama saja sepertinya sudah menguras tenaga pikiran.  Sampai lewat deadline taukkk...  Sampe wali kelas wapri saya.  Hufffttt... 


Pikiran saya sempit,  bagi saya universitas ilmu yang akan dipelajari itu yang sifatnya terlihat. Belajar dari salah seorang sahabat saya yang ingin membuat karya dan berujung memiliki sebuah workshop. 

Waw..  Saya mah apa atuh,  males ngapa-ngapain. Saya merasa bingung ilmu apa yang saya ingin pelajari rasanya mentok.  Tapi Alhamdulillah di IIP ini para emak saling dukung, ada wali kelas  Ceu Tika yang memberikan ide, mungkun melihat saya terlalu pesimis. 

Sepertinya saya bisa belajar Bagaimana belajar manajemen diri.
Fokus pada kekuatan untuk mensiasati kelemahan.


Loh loh hal kecil ini patut dijadikan pembelajaran kali ceu Nara.. Wkwkwkwkwk...  Seperti jurusan ini yang saya butuhkan..  CMIW


Nhw 1 ini sesuai dengan materi "ADAB MENUNTUT ILMU. Adab terhadap diri sendiri, terhadap guru dan terhadap sumber ilmu.  Pokoknya materi yang bikin saya jadi berpikir dan bergumam,  "Oh iya ya.." sebelum ilmu ya haris beradab dulu.

Cus langsung ke NHW ya.. 

 1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini. 

Saya akan mempelajari bagaimana Manajemen Diri fokus pada memberi kekuatan untuk mensiasati kekurangan diri

 2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.

Karena tuh saya paham banget apa kekurangan saya.  Dan selama ini selalu didiemin saja. Padahal efeknya berdampak buruk.  Jadi kekurangan diri saya akan saya tangkas dengan kekuatan2 yang ada. ( maksudnya apa sih?!)  
Ya intinya..  Sebisa mungkin kekurangan diri itu saya sadari dan saya buat kebalikannya.  Hiyaaa..!! 





  3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?  

-Saya harus banyak mendekatkan diri kepada Alloh kunci dari semua. 
- Harus menyadari apa kekurangan diri dan mau diubah seperti apa
- harus berani terima kritikan 
- Harus serba dicatat atau punya catatan untuk masalah waktu
- Menyadari pentingnga 


4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?


Terkadang saya tidak dapat menguasai diri sendiri dalam hal apapun terhadap suami, anak dan orangtua juga sekitar. 
Jadi ya harus sadar situasi kondisi,  jangan terpengaruh dengan badan dan pikiran yang sedang lelah atau lagi galau. 


Hal kecil lain saya juga kurang bisa mengatur diri sendiri untuk hemat, untuk mengatur waktu supaya pekerjaan saya dapat diselesaikan tepat waktu. 



Sekian.. 

Semoga bukan cuma ditulis dan sekedar jadi NHW yang telat pulakk..  Tapi jadi acuan saya untuk berubah. 

Quote dari IIP:
 Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia.

  

Sampai bertemu lagi di NHW selanjutnya, 


Wassalamualaikum,


Xoxo
Ananda Nararya
#NHW1AdabMenuntutIlmu
#IIPbatch7
#kelasmatrikulasi